Follow Instagram Channel! Follow Instagram

The Academy Maniacs: Dua Remaja Pembunuh Berantai yang Guncang Irkutsk

The Academy Maniacs: Dua Remaja Pembunuh Berantai yang Guncang Irkutsk

VIDEO REKAMAN : Klik Disini (Play Video)

SANGAT MENYERAMKAN— Di tengah dinginnya kota Irkutsk, Rusia, dua remaja pria menggemparkan publik dan otoritas hukum pada akhir 2010 hingga awal 2011. Mereka bukan remaja biasa — Artyom Anoufriev dan Nikita Lytkin dikenal sebagai "The Academy Maniacs", sebuah panggilan yang kuat setelah serangkaian kejahatan brutal yang mengguncang kawasan Akademgorodok di kota tersebut. Dua Wajah Muda di Balik Kekejaman Artyom Alexandrovich Anoufriev, lahir pada 4 Oktober 1992. 

Nikita Vakhtangovich Lytkin, lahir pada 24 Maret 1993 dan meninggal dalam tahanan pada 30 November 2021. Saat melakukan aksinya, keduanya masih berusia belasan tahun. Meski masih remaja, tindak kriminal yang mereka lakukan jauh melampaui batas kekejaman. Dalam kurun waktu antara Desember 2010 hingga April 2011, mereka membunuh setidaknya enam orang dan melukai sembilan lainnya dalam serangkaian serangan acak yang mengejutkan. Sasaran: Siapa Saja Bisa Jadi Korban Korban mereka sebagian besar adalah orang-orang yang tergolong lemah dan rentan—tunawisma, orang tua, bahkan anak muda. 

Serangan dilakukan secara brutal, sering kali dengan senjata tumpul seperti palu, yang membuat mereka dijuluki juga sebagai "Irkutsk Molotochniki" atau "Para Pemukul Irkutsk". Dalam salah satu kasus yang paling mengejutkan, mereka merekam tindakan sadis mereka terhadap korban tunawisma. Dalam video tersebut, tampak mereka bermain-main dengan mayat baru saja mereka bunuh diri, seolah-olah mereka tidak memiliki sedikit pun empati terhadap nyawa manusia. 

Inspirasi dari kejahatan Lain Penelusuran pihak berwenang menemukan bahwa keduanya kemungkinan besar terinspirasi dari kelompok pembunuh berantai lain yang berasal dari Ukraina — Dnepropetrovsk Maniacs, yang dikenal luas melalui video kejahatan mereka yang berjudul "3 Guys 1 Hammer". Video tersebut sempat viral di internet karena menampilkan pembunuhan nyata secara grafis. Academy Maniacs diyakini ingin meniru habitat tersebut.

Namun berbeda dari "pendahulunya", hanya satu rekaman video yang ditemukan dari aksi mereka, dan tidak semua pembunuhan mereka didokumentasikan. Akhir dari Teror Setelah beberapa bulan meneror kota, keduanya akhirnya ditangkap oleh aparat keamanan pada tahun 2011. Penyelidikan dan proses hukum berjalan cepat, mengingat bukti-bukti kuat yang mengarah pada keterlibatan mereka. 

Artyom Anoufriev dijatuhi hukuman penjara jangka panjang, sedangkan Nikita Lytkin, yang juga menjalani hukuman serupa, dilaporkan meninggal dalam tahanan pada akhir 2021. Psikologi di Balik Kekejaman Kasus ini menarik perhatian luas dari para ahli kriminologi dan psikologi forensik. Bagaimana mungkin dua remaja bisa berubah menjadi pembunuh berdarah dingin? Faktor lingkungan, ketertarikan terhadap kekerasan, hingga pencarian identitas di masa remaja disebut sebagai beberapa faktor pemicu. 

Namun satu hal yang jelas,Tindakan mereka mencerminkan kegagalan sistem sosial dalam mendeteksi dan mencegah radikalisasi kekerasan pada usia muda. Kesimpulan "The Academy Maniacs" menjadi pengingat kelam bahwa kekerasan tidak mengenal usia, dan bahwa bahkan di tengah kehidupan perkotaan yang tampak tenang, bisa tersembunyi bahaya dari individu-individu yang terputus dari rasa kemanusiaan. Kasus ini tidak hanya mengungkap publik Rusia, tetapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah kejahatan modern.




Rate this article

Getting Info...

Cookies Consent

This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website.

Cookies Policy

We employ the use of cookies. By accessing Plus UI, you agreed to use cookies in agreement with the Plus UI's Privacy Policy.

Most interactive websites use cookies to let us retrieve the user’s details for each visit. Cookies are used by our website to enable the functionality of certain areas to make it easier for people visiting our website. Some of our affiliate/advertising partners may also use cookies.